Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pawai Oncor Takbir Keliling

Penulis : Arif Nugroho (PBSJ - UNNES - 2013)

Kota Parakan merupakan salah satu bagian dari kabupaten Temanggung, mayoritas penduduk Parakan beragama Islam, terbukti dengan banyaknya masjid, surau dan pesantren di daerah ini. Namun demikian terdapat juga wihara, klenteng dan gereja yang membuktikan eksistensi pemeluk agama lain. Toleransi antar umat di kota Parakan terbilang tinggi, dengan adanya perayaan hari besar keagamaan yang dirayakan tanpa adanya perselisihan antar umat beragama menunjukkan bahwa masyarakat sangat dewasa dalam urusan toleransi. Salah satu tradisi yang ada di kota Parakan adalah Pawai oncor takbir keliling. Tradisi ini dilakukan pada akhir bulan ramadhan yaitu malam pergantian bulan Ramadhan ke bulan Syawal untuk merayakan hari kemenangan umat Islam setelah berpuasa 30 hari lamanya. Kegiatan tersebut biasanya mulai dilakukan setelah shalat Isya hingga selesai. Umat Islam yang melakukan kegiatan ini membawa oncor dan arak-arakan bervariasi sesuai dengan tema yang diberikan oleh panitia, kemudian mengeliling kota Parakan sambil menyerukan bacaan takbir dan disaksikan oleh dewan juri, panitia, dan perangkat setempat. Masyarakat sekitar yang berkeyakinan berbeda juga turut menyaksikan arak-arakan dengan semarak dan tertib.

I.     Struktur Tradisi Lisan
a.       Bentuk Tradisi
Nama tradisi ini adalah “ Pawai Oncor Takbir Keliling” bentuk dari tradisi ini adalah Arak-arakan sebagai wujud rasa syukur masyarakat hari kemenangan setelah bulan Ramadhan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.      Perangkat-Perangkat Tradisi
Perangkat-Perangkat yang digunakan dalam tradisi ini meliputi: oncor atau obor yang terbuat bambu, alat tabuh (bedug, kentongan, alat musik tradisional maupun modern), arak-arakan.
c.       Pelaksanaan Tradisi
Tradisi ini biasanya dilakukan pada malam satu Syawal selepas sholat Isya dan bertujuan untuk menyambut hari raya Idul Fitri. Setiap dusun memiliki tempat berkumpul sendiri-sendiri sebelum berangkat berkeliling, biasanya di depan masjid atau mushola. Tradisi ini terkoordinir oleh panitia pemuda seluruh kota Parakan, sehingga setiap dusun memiliki urutan tersendiri untuk berkeliling kota Parakan dengan berjalan kaki dan nantinya akan dinilai oleh juri/ pemuka kota Parakan di tempat yang telah ditentukan oleh panitia.
d.      Pelaku Tradisi
Tradisi ini dilaksanakan oleh umat Islam dari tiap dusun/ kampung di lingkungan kota Parakan mulai dari remaja hingga dewasa.
e.       Ujaran
Ujaran atau tuturan yang digunakan adalah antara lain lantunan takbir.

II.  Fungsi Tradisi
a.       Fungsi Sosial
Fungsi sosial dari tradisi ini adalah untuk mempererat tali silatuhrami antar warga kota Parakan, menciptakan suasana generasi muda yang semangat dan cinta terhadap sesama manusia, serta menambah dan menjaga kekompakan antar warga melalui proses pembuatan suatu karya untuk ditampilkan di khalayak ramai.
b.      Fungsi Religi
Tradisi ini juga merupakan salah satu kegiatan untuk menuangkan serta mencurahkan rasa syukur kepada Tuhan YME atas nikmat dan berkah yang telah diberikan-Nya.

III.        Makna Simbolik
a.       Makna Perilaku
Peserta pawai oncor di kota Parakan ada yang berjalan kaki dan ada yang mengendarai kendaraan untuk kirab. Kegiatan tersebut juga disaksikan oleh masyarakat pemeluk agama lain dengan tertib dan damai. Makna dari hal tersebut adalah yang pertama, masyarakat diharapkan untuk bisa lebih bersyukur dalam menjalani kehidupan di dunia meskipun berbeda dalam kemampuan. Kemudian tradisi ini juga dimaknai agar sesorang dapat saling menghargai sesama manusia, dengan berjalan kaki kita banyak melalui hambatan seperti kerikil, suhu udara yang dingin, jarak yang jauh, berat membawa beban dan sebagainya yang menghalangi setiap langkah kita, sehingga kita sebagai manusia harus selalu waspada dalam melangkah. Kemudian terwujudnya perilaku masyarakat yang saling toleransi dengan kegiatan keagamaan masing-masing tanpa adanya perselisihan.

b.      Makna kebendaan
Dalam tradisi ini terdapat oncor atau obor yang digunakan saat berkeliling kota. Makna kebendaan dari alat yang digunakan adalah sebagai penerang kehidupan atau pelita dalam gelap malam sehingga manusia dapat melalui proses kehidupan dengan terarah dan jelas.
Lalu ada alat tabuh yang juga digunakan saat berjalan mengelilingi kota, alat ini berfungsi untuk penanda rasa semangat umat Islam di kota Parakan sebagai tanda kemenangan setelah sebulan lamanya menjalankan ibadah puasa.
c.       Makna Ujaran
Melantunkan dan menyerukan takbir bertujuan untuk memuji, mengagugkan dan mengucapkan rasa syukur dengan menyebut nama Allah SWT.


Posting Komentar untuk "Pawai Oncor Takbir Keliling"